Hari beranjak fajar
ketika kudengar derap langkap ibu melangkah dari dapur menuju ruang makan, kesibukkan pagi hari
yang tak pernah terlewatkan oleh ibu. seperti biasa sebelum kami semua pergi kesekolah
dan kantor ibu pasti akan menyiapkan sarapan untuk kami dan Ayah, yah Ayah.. aku mempunyai seorang ayah yang amat kusayang
namun aku tak mengerti caranya menunjukkan kasih sayang padaku. Sejak dulu ayah
selalu mengajariku menjadi orang yang tidak lemah dan bertanggung jawab . berbeda
dengan ketiga saudara ku yang lain, aku anak ke tiga, aku mempunyai dua orang
kakak lelaki dan seorang adik perempuan, aku sendiri seorang lelaki.
aku bersekolah di SMA swasta di bilangan Jakarta
Pusat, sekolah ku bisa di bilang sekolah
elite, karna 80 % di huni oleh orang
berada, karena kata “ Elite “ itulah maka banyak siswa- siswi yang bersikap
acuh tak acuh kepada guru, yah pergaulan kami memang terlalu modern disini,
hingga tata krama kepada guru saja bisa
di beli. Tapi itu semua ber beda dengan ku, sejak kecil ayah mengajarkan ku
untuk mempunyai attitude yang tinggi kepada orang lain, bukan hanya itu
kehidupan beragama kami pun sangat religious, aku cukup lelah di bilang lelaki
kutu buku, pendiam dan susah bergaul . aku bukan orang yang seperti itu,
mungkin saja orang – orang menebak ku seperti itu karena penampilan ku, tapi
jika ada orang yang dekat dengan ku pasti aku bias membuat orang itu betah
dekat dengan ku, tapi sayang ternyata julukan itu sudah terlalu melekat pada
diriku.
namaku raymon, aku siswa kelas Dua IPA 1 , yang
aku tahu semua orang akan mendekatiku ketika waktu ulangan tiba dan mereka akan
kembali seperti semula acuh –tak acuh jika ulangan sudah usai. Aku punya sebuah
mimpi, mimpi untuk mengerti cara ayahku membahagiakan ku, aku tahu mungkin aku
gila atau apalah tapi , sejak kecil aku merasa ayah jauh dariku, dia hanya
bekerja untuk selalu berusaha membuatku kuat, aku bingung apa yang
ditakutkannya bila aku menjadi orang yang lemah, ibu bilang ayah hanya terlalu
mengasihiku berlimpah ruah hingga aku bingung mengekspresikan perasaan
bahagiaku di sayang ayah, tapi yang kurasakan itu berbeda.. dan aku tahu
sekarang jawabannya…
Yah,.. aku mengerti sekarang kenapa ayah ingin
membuatku menjadi yang terbaik sekarang, dia tak ingin aku menyia-nyiakan
hidup ku sekarang. aku tahu waktu ku untuk absen di dunia ini tidak ada yang tahu, tapi ayah ingin ketika
aku pergi nanti, kami akan berkumpul bersama lagi di pintu surga. Aku mengerti
sekarang setelah dua minggu kemarin
sesuatu hal yang aneh menyerangku, mataku tiba –tiba saja tidak berfungsi
dengan baik dan aku mimisan tanpa kuduga, terhuyung- huyung aku berjalan menuju
UKS sekolah, tapi aku tak pernah tahu kapan akhirnya aku sampai di UKS dan
masuk rumah sakit seperti sekarang ini. Yah aku mengerti sekarang mengapa
ayah mengajarku untuk selalu menjadi
yang terbaik tidak seperti kakak –kakak dan adikku, ternyata ini perbedaan di
antara kami.
Dokter memvonisku terkena penyakit kanker stadium
3, ternyata penyakit inilah mula dari semua keterbatasan yang menghalangi mimpi
dan kesenanganku, awalnya aku tidak terima akan apa yang dikatakan oleh dokter
itu, memangnya siapa dia sehingga berani memvonisku ???
aku orang yang tak pernah berkelakuan buruk , aku
selalu menjaga kesehatanku, aku murid yang pintar.. dan Akuuuuuu…. Kenyataannya
aku tak dapat merubah apapun, ibu hanya bisa menangis menatap pasrah pada ku,
aku melihat adikku menangis sesenggukkan, kakak- kakak ku mereka semua
berkumpul di depan ruangan sambil berkaca-kaca memandangku. Apa yang telah ku
perbuat ? mengapa orang yang aku
sayangi, mereka semua ku buat menangis ? kesalahan apa yang telah menjadikanku
seperti ini ? aku ingin berteriak
sekencang mungkin, tapi tak bisa, kenyataan yang keluar hanya sebuah raungan
parau, aku bingung kenapa penyakit ini baru ku ketahui sekarang ? kenapa tidak
sejak awal, sekarang pertumbuhan kanker semakin cepat , dimana ayah ? kenapa ayah tidak ada di sini, apa ayah tidak
tahu aku ada di rumah sakit, atau ayah tidak peduli dengan keadaan ku ? seperti
mengerti akan kebingungan dan rasa penasaran ku , ibu menjawab dengan
sesenggukan, “ ayah sedang berada di gereja, dia tak tahan melihat penderitaan
yang kau alami ray, kau harus sembuh nak “ . setelah kudengar suara ibu, aku
tidak tahu apalagi, yang ku tahu aku tak bisa merasakan apapun.
Dua minggu
telah berlalu semenjak kejadian aku pingsan di sekolah, tetapi aku masih disini
di tempat yang sama di rumah sakit, aku harus menjalani Radioterapi dan Kemoterapi untuk memulihkan kembali kondisiku, rasa sakit
yang kualami mungkin tidak lebih sakit ketika aku melihat orang di sekelilingku
sedih memandangku, banyak sekali teman –teman yang datang menjengukku, sekali
lagi aku salah menduga, ku kira mereka hanya baik di belakangku saja ternyata
tidak, mereka ada untuk memberikan dukungan padaku, banyak sekali yang
mengirimkan doa dan salam untukku, sekarang aku yang merasa malu , memang siapa
aku ?? sampai mereka begitu baik padaku ? aku hanya bisa tersenyum ketika
mereka datang , aku senang mereka mau berbagi dengan ku
Sekarang aku ray yang berbeda, aku bukan lagi si
kutu buku yang tak punya teman , mereka peduli padaku bukan karna aku sakit, mereka peduli padaku karena mereka menanggapku
teman baik mereka, sungguh aku tak bohong, betapa bangga nya aku mempunyai
teman seperti mereka, yang ada ketika aku sedang di rundung duka, aku janji
takkan pernah melupakan kalian ketika aku senang nanti.
Keadaan ku semakin memburuk setelah kemoterapi,
ternyata penyembuhan dengan metode ini tidak cocok dengan ku, sekarang rambut
ku sudah habis karna rontok, aku sering mual- mual dan kehilangan nafsu makan
ku, banyak sekali hal yang sudah ku tinggalkan selama aku di rawat di rumah
sakit, radioterapi yang ku jalani pun tidak membawa kemajuan bagiku, aku semakin
sering kejang- kejang.
hari ini, tepat ketika aku ingin menjalani
radioterapi tubuhku lebih lemah dari biasanya, aku seperti tak punya semangat
untuk sembuh.. tapi, aku lihat ada wajah tua di sampingku, dia selalu ada
disampingku sekarang , dia rela meminta izin pekerjaan hanya untuk menjagaku..
Ayah .. apakah kau tahu aku sangat bahagia kau ada selalu untukku , aku
sekarang mengerti bagaimana cara ayah memberikan kasih sayang nya padaku,
mungkin ayah ku bukan seperti ayah kebanyakan, ayah ku memberikan kebahagian
dengan didikannya yang keras kepadaku.. ayah apakah kau tahu aku ingin berkata
apa ??
“ Ayah aku bangga jadi anak mu
, kelak bila aku boleh lahir kembali, izin kan aku jadi anak mu lagi, aku sayang
ayah “ .
inilah permohonan ku pada Tuhan untuk yang terakhir kalinya, sebelum aku menyerah kepada penyakit yang terus menggerogoti tubuhku ini, aku lelah.. tapi aku akan selalu bersyukur bisa memiliki kenangan yang sangat indah seperi ini , Terima Kasih Tuhan kau izinkan aku merasakan kasih sayang dari mereka, kelak jika diperbolehkan aku ingin membahagiakan mereka lebih lama lagi .